Senin, 26 Desember 2011

MAKNA MELAYU











Walaupun di sekitar kita simbol-simbol Melayu telah berubah dan berkembang bahkan telah hilang dimakan usia dan zaman, namun Tak Melayu Hilang Di Bumi. Secara psikologis semboyan ini menyadarkan kita bahwa keberadaan Melayu di kawasan Asia Tenggara akan selalu hadir dan mewarnai kehidupan manusianya.

Di dalam beberapa karya ilmiah penulisan kata Melayu tidak seragam dan dijumpai banyak macam penulisannya seperti malaya, malayu, malai, malayu, malaiyur, mo-lo-yeu, ma-la-yo-eul. Dalam bahasa Melayu Jambi kata Melayu ditulis dengan kata; (1) melayau yang artinya luluh atau tak berdaya, (2) melayi artinya pergi jauh, (3) melangun (dari bahasa Kubu) artinya hidup mengembara (nomaden). Dalam bahasa Tamil (India) kata Melayu berawal dari Malay artinya bukit atau gunung.

Namun demikian di balik istilah Melayu terdapat paling kurang 4 makna Melayu. Menurut Fachruddin Saudagar (1997) dalam makalahnya Jambi Diantara Melayu Dengan Sriwijaya, Seminar, 19 - 20 September 1997, Universitas Jambi, kata Melayu paling kurang mengandung 4 makna, yaitu:

1. Pertama, Makna Melayu Sebagai Etnis
Makna Melayu Sebagai Etnis menunjukkan bahwa etnis Melayu ada beragam sesuai dengan tempat dan wilayahnya. Dalam arti luas etnis Melayu ialah masyarakat (society) yang berkebudayaan Melayu dengan wilayah penyebarannya mendiami kepulauan Nusantara, dengan batas ke utara mencapai Taiwan dan Okinawa, ke Barat mencapai Madagaskar, ke Timur mencapai kepulauan Hawai, Solomon, Fiji, Samoa, ke Selatan mencakup Australia. Namun dewasa ini hampir di semua Negara terdapat komunitas etnis Melayu. Dalam arti terbatas etnis Melayu dapat dibedakan lagi ke dalam 2 pengertian sebagai berikut:
a) Masyarakat Melayu (community/gemeinschaft) yang melestarikan dan mengembangkan tradisi lokal
b) Masyarakat Melayu (community/gemeinschaft) yang meletarikan dan mengembangkan corak kebudayaan Melayu Islam

Di daerah Jambi etnis Melayu itu antara lain adalah Suku Kerinci, Suku Batin, Suku Bangsa Duabelas, Suku Penghulu, dan Suku Kubu, dll. Kemudian berbagai etnis dari daerah sekitar berdatangan masuk ke Jambi seperti etnis Jawa, Palembang, Minang, Bugis, Banjar, Bajau, Arab, Cina, dll. Mereka memasuki daerah Jambi tentunya dengan latar belakang yang berbeda-beda.

2. Kedua, Makna Melayu Sebagai Kebudayaan
Makna Melayu Sebagai Kebudayaan menunjukkan bahwa etnis Melayu sejak ratusan tahun lampau telah melahirkan suatu corak kebudayaan Melayu Jambi. Kebudayaan Melayu Jambi memiliki unsur-unsur budaya yang merupakan karakteristik Melayu Jambi. Kebudayaan Melayu Jambi terbentuk melalui proses sejarah yang panjang mulai dari Melayu Pra-Sejarah, Melayu Budhis, dan Melayu Islam. Kebudayaan Melayu Islam Jambi adalah perpaduan antara produk masyarakat Islam Melayu di Jambi. Inti atau hakikat Kebudayaan Islam Melayu Jambi adalah Adat Bersendi Syarak dan Syarak Bersendi Kitabullah.

3. Ketiga, Makna Melayu Sebagai Bahasa
Makna Melayu Sebagai Bahasa menunjukkan masing-masing etnis dan puak-puak itu memiliki bahasa lokal dengan keragaman dialek bahasanya. Berdasarkan fakta sejarah, etnis Melayu Jambi paling kurang telah menggunakan 4 macam bentuk bahasa tulisan yakni huruf Pallawa, huruf Encong Kerinci dan Arab Gundul Melayu Jambi, dan Latin.

4. Keempat, Makna Melayu Sebagai Kerajaan Tua
Makna Melayu Sebagai Kerajaan menunjukkan bahwa etnis Melayu di Jambi telah mampu melahirkan 2 kerajaan terkenal yakni kerajaan Melayu dan Sriwijaya. Kerajaan Melayu (Mo-lo-yeu) pernah disebut dalam berita Cina tahun 644 M. Sedangkan Sriwjiaya pertama kali disebut dalam berita Cina pada tahun 671 Masehi. Kerajaan Melayu dipandang sebagai kerajaan penting yang merupakan wilayah inti (inner core) Sriwijaya. Para ahli sejarah menempatkan pusat kerajaan Melayu dan Sriwijaya itu di Jambi.

Empat (4) makna Melayu seperti tersebut di atas masih dapat direkonstruksi keberadaanya di daerah Jambi. Tidak berlebihan kiranya ke 4 makna Melayu itu adalah bangkar identitas Melayu Jambi.

Tidak ada komentar: